![FOTO-RURI-MANTAN-PANPEL-PERSIB-PENJELASAN-SIM_3967]()
Ramai diberitakan atas pelaporan Hamynudin Fariza, ketua panpel Persib 2011/12 Ruri Bachtiar pun angkat bicara. Ruri dilaporkan bersama 2 petinggi PT Persib Bandung Bermartabat, Risha Adiwidjaya dan Budhi Bram, oleh direktur PT Radio Suara Qolbu atas dugaan penggelapan dan penipuan uang sebesar 1,6 miliar.
Dalam konferensi pers di salah satu rumah makan di Jalan Cisangkuy, Jumat (19/7) siang, Ruri memaparkan proses awal penunjukkan dirinya menjadi ketua panpel 2011/12. Dengan bendera United Work di bawah bendera CV Kreasi Inti Media, Ruri memenangkan tender dengan nilai 2,55 miliar. Sejumlah uang tersebut menjadi kewajiban yang harus dibayarkan pihaknya kepada PT PBB dalam beberapa termin.
“Waktu dulu proses awal kepanpelan, ada semacam tender atau lelang lah. Dan akhirnya pihak saya yang mendapatkan tender. Pada saat itu Pak Risha menjelaskan secara detail mengenai kepanpelan. Tender itu totalnya diangka 2,55 m,” kata Ruri.
Sebagai uang muka, Ruri membayar sebesar 700 juta. Sisanya, dibayar dengan cara mencicil setiap habis pertandingan. Kisarannya 105 juta per pertandingan.
Dalam kesepakatannya dengan PT PBB, panpel hanya mendapat hak pendapatan dari penjualan tiket pertandingan. Namun yang ditemui di lapangan, jumlah pendapatan itu jauh dari angka-angka yang ia kalkulasikan. Alih-alih untung, setiap pertandingan Ruri mengaku selalu mengalami kerugian.
“Jadi kalau dari awal pertandingan saya udah rugi 2,4 m, ditambah saya harus bayar kewajiban ke PT PBB. Total rugi di angka 4,2 m. Kemarin juga kan ramai ada tiket palsu yang ga bisa saya handle. Dari situ aja kan kerugiannya udh 1,8 (miliar),” jelas Ruri.
Karena sering kali mengalami kerugian, Ruri kesulitan untuk membayar cicilan ke PT PBB. Akhirnya Ruri meminjam 1,1 miliar ke Hamynudin. Kemudian sejumlah uang tersebut bisa dibayar Ruri. “Saya dapat pinjaman 1,1 miliar dari Pak Hamy untuk operasional dan itu sudah diselesaikan,” tambahnya.
Namun berjalan beberapa pertandingan lagi, Ruri kembali kesulitan dana. Dalam keadaan terjepit itu, Ruri mengadukan hal itu kepada Risha dan Budhi Bram. Atas restu Risha, Ruri kembali mengajukan pinjaman kepada Hamynudin. Maka dilakukanlah 3 kali pertemuan antara Ruri, PT PBB dan Hamynudin. Akhirnya digelontorkanlah 1,6 miliar dari Hamynudin dengan syarat.
“Ada 3 pertemuan untuk meyakinkan bahwa 1,6 M masuk, panpel musim depan dikasih ke kita. Pak Risha yang bilang. Dan yang pasti di situ ada Budhi Bram, Pak Hamy dan beberapa staf PT PBB yang kemarin diperiksa. Iya hanya lisan. 1,6 ini angka yang besar. Kalau Budhi Bram yang berbicara, ga mungkin kami keluarin. Tapi yang bicara adalah Pak Risha Adiwidjaya,” paparnya.
Musim kompetisi berganti, ternyata kepanpelan 2013 tidak diberikan kepada pihak Ruri. Hamynudin pun kecewa. “Uang 1,6 miliar itu memang kewajiban saya untuk membayar. Tapi kan di situ ada yang menjanjikan jadi panpel yaitu Pak Risha,” tegasnya.
Ruri kecewa karena ucapan Risha yang menjanjikan pihaknya untuk menjadi panpel 2013 tidak terealisasi. “Saya pribadi jadi salah satu korban juga,” tutupnya.