Quantcast
Channel: Persib Bandung dan Olahraga Jawa Barat Berita Online | simamaung.com
Viewing all articles
Browse latest Browse all 20900

Sukowiyono Memiliki Totalitas dan Loyalitas Tinggi Terhadap Dunia Sepakbola

$
0
0
suko

Penasehat teknik Persib Bandung Indra Thohir bercerita bahwa ia sudah bersama Bambang Sukowiyono di tim sejak 1984. Saat itu Thohir menjabat sebagai pelatih fisik dan Suko sebagai anggota skuad Persib. Thohir menilai Suko adalah sosok yang memiliki loyalitas tinggi.

“Sejak 84 di Persib. Saat itu pemainnya ada bareng sama Robby (Darwis), dia (Suko) sebagai gelandang brtahan. Sebagai pemain, dia cukup bertanggung jawab terhadap tim. Loyalitasnya tinggi. Waktu itu Nandar (Iskandar) pelatihnya, saya pelatih fisik,” tutur Thohir yang ditemui di Rumah Sakit Borromeus, Kamis (1/8).

Bambang Sukowiyono tutup usia di RS Borromeus pada pukul 18.10 WIB. Dalam 3 bulan terakhir, almarhum bergelut dengan penyakit kanker getah bening. Thohir mengaku sempat menengok almarhum di rumah sakit tersebut, sekitar seminggu lalu.

“Sempat nengok. Makanya saya tidak menyangka begitu cepat beliau meninggal,” imbuh Thohir.

Sebagai pelatih, Thohir tahu betul kemampuan Suko sebagai pemain. Namun karena saat itu spesialisasinya adalah pelatih fisik, Thohir pun menyatakan Suko adalah salah satu pemain yang memiliki kondisi fisik prima.

“Dia punya kemampuan dan punya fisik prima. Itu modal. Karena saya waktu itu megang fisik, jadi saya tahu kemampuag fisiknya,” tambah Thohir.

Suko menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dunia sepakbola. Mantan pemain gelandang kanan kelahiran Wonogiri, 7 Februari 1957 ini hengkang dari Solo ke Bandung pada 1979. Sempat menimba ilmu sepakbola di klub Unilon dan IPI, tak lama Suko pun terpanggil masuk ke tim Persib B atau tim junior.

Dengan latar belakang mantan pelari, Suko menjadi sosok pemain yang enerjik di lapangan tengah. Sepuluh tahun Suko berkostum Persib, pada periode 1979-1989. Sebagai pemain bintang, tawaran dari klub lain tak digubrisnya demi tetap berkostum Persib.

Prestasi tertingginya bersama tim Maung Bandung adalah meraih gelar runner up Perserikatan 1983 dan 1985, serta membawa Persib juara musim 1986. Di kancah internasional, bersama tim Persib Suko mempersembahkan gelar juara turnamen di Brunei Darussalam.

Setelah gantung sepatu pada tahun 1989, Suko mulai memasuki era kepelatihan. Mulanya ia dipercaya sebagai pelatih klub Propelat pada tahun 2003. Kemudian terpanggil menjadi asisten pelatih Persib pada musim 2005.

Seperti diungkapkan putra pertamanya, Danies Pratio, bahwa ayahnya sampai rela meninggalkan pekerjaan yang sudah 13 tahun dijalaninya di Bank Bumi Daya. Demi apalagi jika bukan sepakbola.

“Ya kalau bapak di bola itu kan total. Sebetulnya buat keluarga juga agak cemburu juga dengan totalitasnya. Sampai bapak juga memutuskan di tahun 2000 ninggalin pekerjaannya untuk bola. Bapak ninggalin pekerjaannya di Bank Bumi Daya. Sudah kerja di sana selama 13 tahun,” papar Danies yang ditemui di rumah duka, Jalan Libra II No 4, malam tadi.

Tidak sampai di situ, Suko pun aktif di kepengurusan Pengprov PSSI Jawa Barat. Sampai akhirnya menjadi Ketua Umum secara aklamasi melalui Musyawarah Luar Biasa Daerah. Suko memegang komando tertinggi induk sepakbola Jawa Barat untuk masa bakti 2012-2016.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 20900

Trending Articles